RUMPAKA TEMBANG SUNDA CIANJURAN WANDA RARANCAGAN KARYA MANG BAKANG (ANALISIS STRUKTUR DAN NILAI MORAL)
- Rabu, 21 Oktober 2020
- Administrator
Abstract:
This research is motivated by the importance of preserving regional arts and culture which is one of the wealth of a nation. Tembang Sunda Cianjuran is one of the regional arts born in Cianjur, created by Raden Pancaniti and still exists until now, although many local citizens have left this art because of the influence from other nations’s arts and culture. This study aims to identify and describe the structure and moral values contained in the rumpaka of Tembang Sunda Cianjuran Wanda Rarancagan by Mang Bakang. This study used Analysis Descriptive Method. The subjects in this study are fifteen (15) Rumpaka ( lyrics ) of Tembang Sunda Cianjuran Wanda Rarancagan by Mang Bakang in the book of “Mang Bakang Dan Tembang Cianjuran”. The results of this study describe the structure and moral values contained in the rumpaka of Tembang Sunda Cianjuran Wanda Rarancagan by Mang Bakang. The structure of the rumpaka of Tembang Sunda Cianjuran Wanda Rarancagan by Mang Bakang focused on intrinsic elements consisting of theme, taste, tone, atmosphere and message. The moral values contained in Tembang Sunda Cianjuran Wanda Rarancagan by Mang Bakang shows symbols the values of life, such as safety of life, gratitude, behavior, and others as a reflection of people's lives, in the form of religious morals ( human relations with God), social morals ( human relations), or morals for the maintenance and preservation of nature ( human relations with their natural environment).
Abstrak: Rumpaka Tembang Sunda Cianjuran Wanda Rarancagan karya Mang Bakang
(Analisis Struktural dan Semiotik). Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya melestarikan seni dan budaya daerah yang merupakan salah satu kekayaan suatu bangsa. Tembang Sunda Cianjuran merupakan salah satu kesenian daerah yang lahir di tatar Cianjur, diciptakan oleh Raden Pancaniti dan masih bertahan sampai saat ini, meskipun sudah banyak yang melupakan karya seni ini karena pengaruh kesenian dan budaya bangsa lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan struktur serta nilai moral yang terkandung dalam rumpaka Tembang Sunda Cianjuran Wanda Rarancagan karya Mang Bakang. Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif analisis. Subjek dalam penelitian ini adalah lima belas (15) rumpaka Tembang Sunda Cianjuran Wanda Rarancagan karya Mang Bakang dalam buku Mang Bakang dan Tembang Cianjuran. Hasil penelitian ini mendeskripsikan tentang struktur dan nilai moral yang terkandung dalam rumpaka Tembang Sunda Cianjuran Wanda Rarancagan karya Mang Bakang. Struktur rumpaka tembang Sunda Cianjuran Wanda Rarancagan karya Mang Bakang difokuskan pada unsur intrinsik yang terdiri dari tema, rasa, nada dan suasana serta amanat. Nilai moral yang terkandung dalam rumpaka Tembang Sunda Cianjuran Wanda Rarancagan karya Mang Bakang menunjukan lambang nilai-nilai kehidupan, keselamatan hidup, rasa syukur, sikap dan perilaku yang baik, dan lain-lain sebagai cerminan hidup masyarakat, baik berupa moral religius (moral tentang hubungan manusia dengan Tuhannya) dan moral sosial kemasyarakatan (moral tentang hubungan manusia dengan sesama manusia, termasuk dengan dirinya sendiri).
Kata Kunci: Nilai Moral, Struktur, Tembang Sunda Cianjuran.
PENDAHULUAN
Pada hakikatnya, manusia yaitu makhluk sosial atau bisa disebut juga zoon politicon. Artinya, manusia tidak bisa hidup sendiri, memerlukan orang lain untuk memenuhi segala kebutuhannya. Oleh karena itu komunikasi mempunyai peran penting. Komunikasi ini tentunya nersifat universal, tidak hanya bahasa lisan, tapi juga tulisan, bahasa sikap, dan lain-lain.
Melalui bahasa, manusia bisa menjelaskan rasa pengalaman batinnya. Dalam hal ini, bahasa fungsinya sebagai media atau alat komunikasi yang bisa menyampaikan sekaligus mengkomunikasikan dan mengekspresikan rasa pengalaman batin tersebut. Salah satu media komunikasi sosial adalah seni, termasuk jenis kesenian, apresiasi seni, wujud karya seni, dan lain-lain. Tembang merupakan salah satu wujud unsur budaya kesenian dikarenakan adanya unsur seni suara dan karawitan, sedangkan tembang menjadi bagian dari kekayaan sastra dikarenakan rumpaka/lirik lagunya yang menjadi salah satu wujud karya sastra.
Tembang merupakan bagian dari kesenian daaerah yang bisa melestarikan kebudayaan nasional. Oleh karena itu, harus terus dilestarikan keadaannya supaya tetap ada. Upaya untuk melestarikan budaya daerah, khusunya dalam bidang sastra salah satunya yaitu dengan cara mengadakan penelitian kepada karya sastra tersebut. Hasil penelitian lalu didokumentasikan dalam bentuk tulisan, sampai bisa mengetahui tema, rasa, nada dan suasana, amanat, dan lambang nilai-nilai kehidupan dalam bentuk tulisan yang diantaranya bisa lebih memperlestarikan budaya Sunda. Menelusuri lirik Sunda Cianjuran karya Mang Bakang dalam jenis rarancagan, tentunya mengandung unsur keindahan lirik yang ditambahkan oleh isi yang banyak terkandung nilai-nilai luhur serta amanat yang tersembunyi untuk kehidupan, moral, sosial dan agama. Mang Bakang merupakan tokoh yang ikut melestarikan tembang Cianjuran yang salahsatunya dengan cara menciptakan beberapa jenis lagunya.
Melalui apresiasi yang mendalam terhadap sesuatu hal, dalam hal ini rumpaka Tembang Sunda Cianjuran, dapat mengasah pola pikir manusia dalam menelaah makna satu karya rumpaka agar lebih bisa dipahami maksud dan tujuannya. Apalagi pengaruh globalisasi dan media sosial yang pada waktu sekarang ini sedang banyak digandrungi oleh kaum muda maupun tua yang berdampak pada kepedulian terhadap budaya dalam hal ini kesenian tradisional yang mempunyai nilai-nilai luhur tentang kehidupan. Nilai-nilai tersebut diantaranya adalah nilai moral. Nilai moral yang disampaikan dalam karya sastra pada dasarnya adalah nilai yang disampaikan pengarang dalam rangka mendidik manusia dalam seluruh aspek atau persoalan hidup dan kehidupannya agar manusia dapat mengatur tingkah lakunya untuk menjadi manusia yang baik.
Nilai moral yang disampaikan dalam karya sastra pada dasarnya adalah nilai yang disampaikan pengarang dalam rangka mendidik manusia dalam seluruh aspek atau persoalan hidup dan kehidupannya agar manusia dapat mengatur tingkah lakunya untuk menjadi manusia yang baik. Jenis dan wujud nilai moral dalam karya sastra sangat beragam. Hal ini tergantung pada keinginan, keyakinan, dan interes pengarangnya sehingga jenis dan wujud nilai-nilai moral tersebut dapat mencakup seluruh persoalan hidup dan kehidupan; baik moral tentang hubungan manusia dengan Tuhannya, hubungan manusia dengan sesama manusia, maupun hubungan manusia dengan lingkungan alamnya (Nurgiyantoro, 1998: 323-324).
Berpijak pada hal-hal yang telah dipaparkan di atas, muncullah beberapa permasalahan: 1) Bagaimana struktur tembang Sunda Cianjuran Wanda Rarancagan karya Mang Bakang?; 2) Apa saja nilai moral yang terkandung dalam tembang Sunda Cianjuran Wanda Rarancagan karya Mang Bakang?
Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan gambaran tentang struktur dan nilai moral yang terkandung dalam rumpaka tembang Sunda Cianjuran Wanda Rarancagan karya Mang Bakang.
METODE
Metode penelitian yaitu cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian (Arikunto, 1998:151). Metode penelitian merupakan salah satu cara untuk mencapai tujuan penelitian. Untuk mencapai tujuan penelitian, metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskripsi analisis. Metode deskriptif analisis digunakan untuk menggambarkan fakta-fakta, sifat-sifat, dan hubungan antar fenomena yang diselidiki secara sistematis, aktual, dan akurat dari sampel penelitian melalui persepsi yang tepat. Persepsi penelitian diarahkan pada pemahaman salah satu sistem sastra, yaitu sistem karya dalam kaitannya dengan Rumpaka Tembang Sunda Cianjuran. Dalam hal ini, metode deskripsi analisis merupakan metode yang bisa mengatasi persoalan-persoalan yang aktual dengan cara mengumpulkan data serta menganalisis fakta. Metode ini digunakan disesuaikan dengan keadaan yanag sudah ada yang seterusnya disusun jadi hasil analisis yang bisa digunakan untuk bahan ajar sastra berbasis pendidikan karakter.
TEMBANG SUNDA CIANJURAN
Menurut istilah, “tembang Sunda Cianjuran” termasuk genre (jenis kesenian), identitas kultural, dan nama kota tempat lahirnya jenis kesenian ini. Istilah “tembang” menunjukan nama genre seni vokal (sekar) yang tidak terikat oleh ketukan (sekar irama merdika). Istilah “Sunda” menunjukan identitas kepemilikan jenis kesenian, yaitu masyarakat Sunda. Selain itu, istilah “Cianjuran” menunjukan kekhasan dan gaya daerah asal lahirnya kesenian ini, yaitu Cianjur. Oleh karena itu, istilah Tembang Sunda Cianjuran selain merupakan nama jenis kesenian sekar gending (vokal instrumental) juga sekaligus menunjukan identitas budaya dan tempat asal-usul kelahirannya.
Lirik atau dalam istilah tembang Sunda Cianjuran disebut rumpaka, merupakan karya sastra yang umumnya berbentuk puisi. Wibisana (2000:265) membagi-bagi wangun puisi dalam sastra lagu seperti di bawah ini:
Berdasarkan data di atas, Tembang Sunda Cianjuran dinyanyikan dengan bentuk puisi papantunan, sisindiran, guguritan dan lirik khusus. Sedangkan rumpaka Tembang Sunda Cianjuran Wanda Rarancagan karya Mang Bakang ini termasuk pada rumpaka dalam bentuk guguritan dan menggunakan aturan berbagai pupuh.
STRUKTUR DAN NILAI MORAL DALAM KARYA SASTRA
Rumpaka pada umumnya berbentuk puisi atau sajak. Menurut Waluyo (1987:106) ada empat hakikat atau unsur batin puisi, yaitu tema, rasa, nada dan suasana, serta amanat. Sebagai salah satu media untuk mengajarkan sesuatu hal dan menyampaikan pesan antar hubungan manusia, rumpaka juga mempunyai lambang-labang nilai kehidupan yang tersembunyi dalam arti kata yang ada dalam rumpaka tersebut, hal ini disebut dengan siloka.
Iskandarwassid (1996:146) nétélakeun yén “siloka téh nyaéta sasmita atawa perlambang ajén-ajén kahirupan anu leuwih utama, kawaluyaan hirup, hirup walagri, niat jeung laku lampah hadé, jste”.
Seperti yang telah disebutkan tadi, bahwa siloka disini merupakan lambang dari nilai-nilai kehidupan. Nilai-nilai kehidupan salah satunya adalah moral. Dalam KBBI (1990: 592), moral menyaran pada pengertian (ajaran tentang) baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya; akhlak, budi pekerti, susila. Istilah “bermoral”, misalnya: tokoh bermoral tinggi berarti mempunyai pertimbangan baik dan buruk.
Nilai moral dalam penelitian ini adalah berbagai jenis dan wujud nilai moral yang bersifat mendidik; baik berupa moral religius (moral tentang hubungan manusia dengan Tuhannya), moral sosial kemasyarakatan (moral tentang hubungan manusia dengan sesama manusia, termasuk dengan dirinya sendiri), ataupun moral pemeliharaan dan pelestarian alam (moral tentang hubungan manusia dengan lingkungan alamnya).
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil analisis terhadap struktur, dalam hal ini berupa unsur batin puisi yang meliputi tema, rasa, nada dan suasana, amanat serta siloka yang terdapat pada 15 rumpaka dalam buku Mang Bakang Dan Tembang Cianjuran, dapat dilihat pada tabel berikut:
Dilihat dari aspek bahasa, rumpaka yang ada pada buku Mang Bakang dan Tembang Cianjuran terdapat dua golongan, pertama digolongkan kedalam kata-kata langka (kata arhaik) yag digunakan dalam kehidupan sehari-hari, kedua digolongkan ke dalam kata-kata yang umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan kebutuhan isi lagu rumpaka Tembang Sunda Cianjuran berdasarkan wanda rarancagan.
Dilihat dari aspek psikologi, isi cerita dalam buku Mang Bakang dan Tembang Sunda Cianjuran konteksnya meliputi sosial, individu dan Tuhan YME dengan berbagai isi pada struktur/unsur intrinsik dan nilai moral yang terkandung dalam rumpaka Tembang Sunda Cianjuran Wanda Rarancagan karya Mang Bakang tersebut. Dimana hasil dari deskripsi hal-hal yang terkandung dalam rumpaka tersebut, bisa menjadi cerminan sikap dalam menyelesaikan masalah-masalah kehidupan, baik untuk kaum muda atau pun masyarakat pada umumnya. Selain itu, dalam rumpaka karya Mang Bakang ini, para pembaca diajak untuk belajar bagaimana cara bersikap dalam kehidupan Mang Bakang sebagai pengarang yang ada dalam isi rumpaka tersebut.
Dilihat dari aspek latar belakang budaya, rumpaka Tembang Sunda Cianjuran Wanda Rarancagan karya Mang Bakang ini, merupakan kekayaan budaya dalam unsur kesenian yang dimiliki oleh masyarakat Kabupaten Cianjur yang memiliki nilai-nilai moral dalam kehidupan yang terkandung di dalamnya, dan secara khusus berdasarkan karakter penulisannya, Mang Bakang sebagai penulis mencoba untuk menceritakan kehidupan sosial, individu, dan keagamaan masyarakat Kabupaten Cianjur pada masa itu sesuai dengan gaya bahasa yang beliau miliki sebagai salah satu generasi penerus dari sang pencipta tembang sunda Cianjuran.
Pada umumnya, isi dari rumpaka Tembang Sunda Cianjuran Wanda Rarancagan karya Mang Bakang ini isinya menuntut kita untuk bisa memperbaiki diri dalam menghadapi lemahnya mentalitas yang mudah menyerah akan masalah yang dihadapi. Khususnya tentang krisis kepercayaan dan penghargaan atas diri sendiri dan juga Tuhan YME dibandingkan dengan mereka yang dicintai, namun pergi meninggalkan.
Krisis kepercayaan juga terjadi pada pemerintah dan antar sesama pada masa pengarang menulis rumpaka tersebut. Hal itu membuat kita bisa belajar menempatkan diri dan tahu waktu untuk bisa menyesuaikan diri dengan keadaan melalui sikap pengarang untuk menghadapi permasalahan tersebut. Nilai-nilai moral yang ada dalam rumpaka Tembang Sunda Cianjuran Wanda Rarancagan karya Mang Bakang ini, memberikan kekuatan secara psikologis kepada para pembaca untuk bisa menentukan sikap yang mendidik dan berkarakter.
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pelestarian budaya dan seni tradisional, khususnya Tembang Sunda Cianjuran Wanda Rarancagan karya Mang Bakang, umumnya untuk seni tembang yang ada di Jawa Barat.
SIMPULAN
Berdasarkan permasalahan yang diuraikan di atas, ada dua hal yang akan disimpulkan, hal itu mengenai struktur dan nilai moral yang terkandung dalam rumpaka tembang Sunda Cianjuran Wanda Rarancagan karya Mang Bakang.
Hakikat atau unsur batin puisi, yaitu tema, rasa, nada dan suasana, serta amanat. Tema cinta, moral/akhlak, keagamaan, sosial/penghianatan, penyesalan, rasa sayang. Rasa kesetiaan, marah/kesal, kesadaran, kecewa, sedih, berharap, bingung, , penyesalan, ketakutan, prihatin, kekhawatiran, penasaran. Nada menasehati, memberi sindiran, member gambaran kejadian. Suasana prihatin, kesal, sadar, menyesali, dimabuk cinta, sadar akan kenangan, teringat kesalahan, kekhawatiran, tersindir, penasaran. Amanat sabar, bersyukur, iman, tidak saling mengkhianati, yakin atas segala ketentuan Tuhan YME, waspada, dan tidak berlebihan dalam setiap hal. Nilai-nilai moral mengandung nilai-nilai luhur, agar kita mengintropeksi diri sendiri untuk menjadi lebih baik lagi dalam hal keagamaan, mentalitas, kepribadian dan juga pola pikir, sehinggak menjadi pribadi yang berkarakter.
REFERENSI
Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian, Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.
Ischak, C. Aah. 1988. Mang Bakang dan Tembang Cianjuran. Bandung: Bina Karya.
- Waluyo, Herman. 1987. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga.
Iskandarwassid.1996. Kamus istilah Sastra. Bandung: CV. Geger Sunten.
Wibisana, Wahyu., dkk. 2000. Lima Abad Sastra Sunda. Bandung: Geger Sunten.
Wiradiredja, Yusuf, H. M, spk. 2003. Tembang Sunda Cianjuran. Bandung: Dinas P & K Kabupaten Cianjur dan Jurusan Karawitan STSI Bandung.
Setiani, Heni. (2016). Struktur Sajak Dina kumpulan Sajak Kidang Kawisaya Karangan Chyé Rétty Isnéndés Pikeun Alternatif Bahan Pangajaran Maca sajak Di SMP Kelas VIII. Jurnal Jaladri Vol.2 No. 1 April 2016.
Nurgiyantoro, Burhan. 1998. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Oleh : Dyna Islami, S.Pd
Bagikan artikel ini: